KECEWA
Kecewa datang tanpa mengetuk pintu,
masuk dan duduk di
ruang tamu.
Ia tak bicara
apa-apa,
hanya menatap
dengan mata kosong.
Ia tidak marah,
hanya enggan
menjelaskan apa yang patah.
Seperti gelas yang
jatuh pelan-pelan,
tapi cukup untuk
tak bisa digunakan.
Kadang kecewa cuma
ingin didengar,
bukan disuruh
pergi.
Tapi siapa yang
mau tinggal
bersama perasaan
yang tak selesai?
Ia pun akhirnya
pergi sendiri,
meninggalkan jejak
di bantal
dan tatapan kosong
di cermin
yang tak tahu
harus menatap siapa.
Komentar
Posting Komentar