Kaca Mata
Kaca mata itu retak
sebelah,
tapi ia enggan
menggantinya.
Katanya, “Biar
dunia terlihat setengah rusak—
agar aku tak
terlalu berharap.”
Lewat lensa itu ia
melihat kenangan
yang kabur tapi
hangat.
Orang-orang lewat
seperti bayangan,
tak jelas, tapi
cukup untuk dikenang.
Ia bersihkan kaca
dengan ujung baju,
tak ingin terlalu
terang,
karena kadang
terang
malah bikin silau
dan salah jalan.
Kaca mata itu
bukan alat bantu lihat,
tapi jendela kecil
ke masa lalu
yang belum
sepenuhnya ia relakan.
Komentar
Posting Komentar