UTUH
aku ingin menjadi utuh,
bukan sempurna.
karena sebuah sendal pun selalu dijual berpasangan,
bukan karena mereka identik,
tapi karena mereka saling menerima arah yang berlawanan.
aku ingin menjadi utuh:
dengan pagi yang kadang kesiangan,
wajah yang terlalu kusam,
tangg jawab yang terkadang ku tinggal pelan
dan doa yang nyasar ke nomor masa yang telah lama kutingalkan.
aku sudah lelah mengejar versi terbaik diriku
yang selalu berubah alamat,
tak pernah bersykur medapat nikmat
dan surat-surat yang kutulis dengan pensil murahan
hanya kembali padaku
dengan perangko yang makin kusam dan penuh tanda tanya.
utuh itu tahu bahwa masa lalu punya hak tinggal,
bahwa tawa kadang tak selalu punya alasan,
dan bahwa mencintai diri sendiri
tak harus lulus ujian jadi orang lain.
jadi biarkan aku duduk di bangku taman
dengan jilbab kusut dan puisi setengah jadi.
aku tak mau jadi patung pahlawan,
cukup jadi manusia yang bisa jatuh,
dan tetap datang ke hidup, esok pagi—
dengan langkah yang ganjil, tapi terus melangkah jauh.
Komentar
Posting Komentar